Saturday, April 11, 2009

PENCAK SILAT

Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Daftar isi[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Istilah dalam Pencak Silat
2.1 Sikap dan Gerak
2.2 Teknik
2.3 Jurus
3 Aspek dan bentuk
4 Tingkat kemahiran
5 Pencak Silat di dunia
6 Padepokan Pencak Silat Indonesia
7 Organisasi Pencak Silat
8 Lihat pula
9 Referensi
9.1 Catatan kaki
10 Pranala luar
//

[sunting] Sejarah
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[1] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[2] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[3] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.[2]

[sunting] Istilah dalam Pencak Silat

[sunting] Sikap dan Gerak
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

[sunting] Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

[sunting] Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.

[sunting] Aspek dan bentuk

Kesenian Randai dari Sumatra Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat jaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.

[sunting] Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI
Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.

[sunting] Pencak Silat di dunia

Pesilat Vietnam memperagakan permainan golok.
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan.

[sunting] Padepokan Pencak Silat Indonesia

Pintu Gerbang Padepokan Pencak Silat
Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pen-cak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi di di tas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :
Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.
Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubu-ngan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan pening-katan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.
Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.
Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.
Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

[sunting] Organisasi Pencak Silat
PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa
IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia
PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
PERSISI - Persekutuan Silat Singapore
EPSF - European Pencak Silat Federation
Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia.

[sunting] Lihat pula
Daftar perguruan silat di Indonesia & luar negeri
Seni tradisional

[sunting]
RUJUKAN
Sheikh Shamsuddin (2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong. North Atlantic Books. ISBN 1-55643-562-2.
Quintin Chambers and Donn F. Draeger (1979). Javanese Silat: The Fighting Art of Perisai Diri. ISBN 0-87011-353-4.
Donn F. Draeger (1992). Weapons and fighting arts of Indonesia. Rutland, Vt. : Charles E. Tuttle Co. ISBN 978-0-8048-1716-5.



[sunting]

SILAT

Seni Silat atau Pencak Silat adalah salah satu seni mempertahankan diri bagi bangsa Melayu atau Nusantara yang diamalkan sejak berkurun yang lampau. Usia sesebuah ilmu atau salasilah seni silat tidak dapat dihuraikan secara terperinci dan tepat kerana tiada usaha-usaha untuk mengkaji dari pihak berwajib secara mendalam. Ada yang menganggarkan seni ini telah berusia beratus-ratus tahun dan diperturunkan dari generasi ke generasi. Ini termasuklah pengamal-pengamal seni mempertahankan diri ini di Malaysia, Filipina, Brunei, Indonesia, dan Thailand. Mereka yang belajar silat digelar pesilat. Amalan sekarang, pegajar atau guru silat digelar jurulatih dan seorang yang mewarisi aliran sesuatu perguruan digelar Guru Utama aliran itu.Kebanyakan guru silat kini menolak gelaran Mahaguru kerana bagi mereka gelaran 'maha' hanya sesuai untuk Allah (Tuhan) dan ini menepati perawakan guru silat yang kebiasaannya gemar menyembunyikan kemahiran mereka dan amat merendah diri. Pesilat senior yang telah lama berkecimpung dalam dunia silat sebagai pengajar (atau menyembunyikan kemahiran mereka), berkemahiran tinggi dan ada di antaranya mewarisi beberapa aliran yang telah hilang digelar sebagai Guru Tua dan amat dihormati. Pesilat yang mempunyai tahap silat yang tinggi digelarkan pendekar.
Antara senjata-senjata Melayu lama yang sering digunakan oleh pesilat adalah seperti keris, badik, kerambit, parang, pedang, lading, Tumbuk Lada, tekpi, tongkat, tembong dan sundang. Bagi silat yang tidak menggunakan senjata, pengajaran akan menumpukan perhatian kepada pertempuran tangan kosong (tanpa senjata). Secara am sesebuah aliran silat mengajar kedua-dua kemahiran dan aliran yang hanya menumpukan salah satu daripadanya adalah sedikit. Kebiasaannya seseorang penuntut atau murid baru akan ditumpukan kepada kemahiran tempur tangan kosong sebelum diajar bermain senjata. Bagi sesetengah aliran, hanya murid yang diiktiraf berkemahiran dan mempunyai adab keperibadian yang tinggi dibenarkan mempelajari kemahiran senjata, terutama bagi yang mempunyai senjata yang dianggap senjata 'rasmi' bagi aliran itu.
Pergerakan silat terbahagi kepada bunga (pergerakan seolah-olah tarian, digelar juga seni atau tari) dan buah (pukulan atau buah pukul). Bagi mereka yang tidak pernah melihat seni pertahanan diri ini, mungkin ia kelihatan seperti sejenis tarian. Namun terdapat aliran yang hanya mempunyai buah seperti Silat Cekak dan Buah Bentayan. Seni tari yang halus ini memungkinkan ia digunakan sebagai persembahan dalam sesuatu majlis keramaian, malah hampir setiap aliran mempunyai 'tari sembah' termasuklah aliran yang tidak mempunyai bunga. Tari sembah ini dipersembahkan untuk memperkenalkan diri dan aliran yang diwakili/dipelajari. Dalam situasi pergaduhan, permulaan langkah dari tari sembah atau sejurus dari bunga yang diperlihatkan membolehkan pesilat mengenali rakan sealiran dan memungkinkan situasi berakhir dengan damai dan bermaaf-maafan.
Adalah menjadi ungkapan yang terkenal dan biasa disebut oleh guru-guru silat bahawa bunga silat mempunyai seribu satu muslihat. Selain daripada kelihatan mengelirukan (seolah-olah menari) dan sebab-sebab di atas, bunga juga digunakan untuk memberi masa dan ruang kepada lawan untuk menghulurkan salam perdamaian (ini dapat dilihat dalam kebanyakan bunga yang kelihatan seperti menghulur salam), menyembunyikan buah dan sudut serangan dan mengacah serta mengumpan lawan (kadangkala sehingga sengaja menunjukkan bahagian tubuh tertentu bagi diserang untuk memerangkap musuh). Silat Gayung Fatani terkenal dengan pergerakan bunga yang cantik dan istilah 'melilit'. Pesilat aliran ini akan sengaja memberi ruang dan isyarat kepada musuh untuk menyerang atau cuba melepaskan diri, di mana semakin musuh itu menyerang setelah termasuk perangkap kuncian, maka semakin ketat mereka akan 'terbelit' dalam kuncian pesilat aliran ini.
Silat juga terkenal sebagai sistem pertahanan diri yang banyak menggunakan kuncian, sama ada kunci urat saraf atau anggota tubuh. Istilah 'kunci mati' adalah sinonim dengan silat.
Isi kandungan[sorok]
Jenis silat (umum)

Timbul salah faham di kalangan orang ramai bahawa silat seni seperti silat pulut adalah biasanya dipersembahkan pada majlis rasmi dan majlis keramaian seperti majlis perkahwinan manakala silat dari jenis buah pukul atau seni tempur pula lebih banyak disorokkan dari pandangan ramai atas dasar-dasar memelihara seni, muslihat permainan dan beberapa alasan yang lain. Hakikatnya 'silat pulut' bukanlah satu aliran silat berlainan yang hanya memfokuskan persembahan dan tidak boleh mempertahankan diri. Ia hanyalah terma atau gelaran yang digunakan apabila pesilat merancang acara persembahan mereka di majlis keramaian. Ini termasuklah tari sembah dan pertempuran yang diatur. Sudah tentu rahsia dan muslihat permainan aliran tidak dipertontonkan. Kebiasaannya sekumpulan pesilat menubuhkan kumpulan 'silat pulut' ini untuk membincangkan dan berlatih untuk persembahan-persembahan di majlis keramaian di kejiranan mereka. Inilah asalnya wujud 'aliran' atau 'sekolah silat pulut'. Nama silat pulut ini dikatakan berasal daripada 'pulut pengantin' (majlis-majlis perkahwinan di mana ia selalu dipersembahkan).
Silat sehingga kini sudah banyak yang dipecahkan alirannya, seperti mana pecahnya silat Gayung (Gayung Laksamana, Gayung Laksamana Pahang dan lain-lain lagi). Di Malaysia sahaja terdapat hampir 500 Perguruan Silat yang telah dapat dikesan.
Terdapat juga pendapat yang mengatakan bahawa silat kini semakin tidak mendapat sambutan daripada golongan pemerintah yang sepatutnya memelihara seni ini dengan alasan terdapat unsur-unsur khurafat yang terdapat dalam silat. Dengan kesedaran pembangkitan Islam hari ini, guru-guru aliran telah menentang dan membuang amalan-amalan yang dilihat bertentangan dengan ajaran agama seperti jampi serapah, pemujaan makhluk ghaib tertentu dan sebagainya. Pertubuhan Silat Kebangsaan (PESAKA) sendiri telah banyak membawa usaha pemodenan dalam dunia silat hari ini. Apa yang pasti Silat akan terus menjadi warisan dan lambang jati diri Melayu sedunia.

[sunting]
Etimologi

Persembahan Randai dengan silek (silat) sebagai salah satu komponen tarian.
Suatu teori menyatakan bahawa perkataan silat sendiri berasal dari silek dari bahasa Minangkabau.[1] Silek adalah salah satu komponen untuk menyembahkan tarian rakyat randai Minangkabau bersampingan bakaba (pereka cerita) dan saluang jo dendang (lagu-dan-seruling).
Istilah silat adalah sebenarnya suatu kata nama am yang digunakan untuk merujuk pada seni mempertahankan diri di Asia Tenggara.[2] It can be said in Malaysia as seni silat, seni bela-diri and sometimes ilmu silat. In Sumatra silat is known as silek and more popularly in Java and Indonesia as Pencak Silat. The Chinese fusion of silat is known as kuntao.[2]
Pada umumnya perkataan Silat atau Gayung biasa digunakan oleh masyarakat Melayu di Semenanjung Tanah Melayu, Silek dan Gayuang di Sumatra, Penca dan Maempok di Jawa Barat, Pencak di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Mancak di Madura dan Bawean, Encak di Bali, Mpaa Sila di Dompu dan Nusa Tenggara Barat, Bermancek di Bulungan dan Kalimantan, memencak di Bugis dan Sulawesi, Akmencak di Sulu dan Sulawesi[3], Basilat dan Kali di Mindanau.

[sunting] Sejarah
Silat tersebar sepanjang Nusantara Melayu sejak abad ke-7 M, tetapi asal-usulnya masih lagi tidak pasti. Meskipun, silat telah diakui sebagai seni Melayu asli.[4] Orang Melayu yang telah menetap di bandar-bandar pantai pulau Sumatera dan Semenanjung Melayu, dari Aceh di utara ke Kelantan, Kedah dan Kepulauan Riau di selatan, adalah orang yang mengamalkan silat. Perhubungan dengan kumpulan suku kaum lain di bandar-bandar pantai telah juga mempengaruhi bentuk silat. Adanya bukti bahawa budaya China dan India telah mempengaruhi gaya-gaya seni mempertahankan diri itu.[5] Apabila Islam disebarkan sepanjang nusantara abad ke-14, ia diajar di samping dengan silat. Selain seni bertarung dan tarian budaya rakyat, silat kemudian menjadi suatu latihan rohaniah.[6]
Silat telah diperhaluskan ke ciri keistimewaan sultan, panglima dan pendekar sewaktu empayar Kesultanan Melaka, Majapahit dan Srivijaya. Ia adalah waktu apabila silat tersebar sepanjang Semenanjung Melayu, Jawa, Bali, Sulawesi dan Borneo. Orang Melayu, terutamanya di semenanjung Melayu, menganggap cerita legenda Hang Tuah pada abad keempat belas sebagai bapa silat.[5]
Silat berkongsi sejarah yang sama di Malaysia (termasuk Singapura ketika itu), Brunei dan Indonesia sewaktu era penjajahan sebagai suatu wadah untuk membebaskan diri daripada kekuasaan penjajah.[5] Sewaktu era pasca penjajahan, silat telah menikmati populariti dan nama yang tinggi oleh kerana jasa-jasa pendekar yang telah memimpin perjuangan dan mengorbankan nyawa untuk kemerdekaan.

[sunting] Kegunaan daerah
Di Indonesia, pencak silat telah dipilih pada 1948 sebagai suatu istilah kesatuan untuk seni pertahan diri mereka. Ia adalah suatu kata majmuk dari dua istilah yang umumnya digunakan untuk seni pertahan diri di Indonesia. Pencak adalah istilah yang digunakan di Jawa tengah dan timur, sementara silat digunakan di Sumatera. Dalam kegunaan moden, pencak dan silat dilihat sebagai dua aspek pada amalan yang sama. Pencak adalah aspek persembahan pada seni pertahan diri, sedangkan silat adalah inti perkelahian dan seni pertahan diri.
Di Bali, dengan suatu penduduk (94%) Hindu, silat adalah suatu kuasa kesatuan dalam setiap district dan hampir setiap kampung.[perlu petikan] Arahan rasmi mengambil tempat setiap pagi dan petang oleh satu dari dua pertubuhan: Bakti Negara dan Kertha Wisesa.
Di Malaysia, silat adalah suatu istilah yang digunakan sebagai istilah payung untuk semua seni pertahan diri Melayu. Contoh-contoh pada gaya-gaya silat di Malaysia adalah Silat Cakar Harimau, Silat Gayung Zahir 9, Silat Pancasila, Silat Keris Lok Sembilan, Silat Gayung Pusaka dan Silat Lian Padukan. 1 dalam 5 orang Melayu di Malaysia mengamalkan silat.[perlu petikan]
Di Malaysia, Perguruan Silat diberi nama mengikut masyarakat seperti Silat Minangkabau, Silat Bugis, Silat Jawa dan Silat Kerinci. Terdapat juga perguruan yang diberi nama mengikut daerah seperti Silat Gayong Fatani, Silat Gayungman Kedah, Silat Buah Pukul Mersing dan Silat Pukulan Melaka. Terdapat juga perguruan yang diberi nama mengikut tokoh seperti Silat Hang Tuah, Silat Cekak Ustaz Hanafi, Silat Mat Kilau dan Silat Sendeng Hj Hamid. Terdapat juga perguruan yang diberi nama mengikut motif gerak dan semanagat haiwan seperti Silat Rajawali, Silat Penyu, Silat Siamang Laut dan Silat Harimau.

[sunting] Perkembangan
Pada bulan Mac, 1980,Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) telah rasmi ditubuhkan sebagai badan induk silat di peringkat antarabangsa dan Jakarta, Indonesia menjadi ibupejabat PERSILAT. Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura telah diiktiraf sebagai anggota pendiri PERSILAT. Badan induk kebangsaan untuk silat dikenali sebagai Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Brunei (PERSIB) di Brunei dan Persekutuan Silat Singapura (PERSISI) di Singapura.
Pencak Silat telah diiktiraf sebagai Seni Bela Diri Asli bangsa Indonesia. Manakala di Malaysia, Kerajaan Malaysia telah mengiktiraf bahawa Silat sebagai Seni Bela Diri Rasmi Malaysia dan diwartakan dibawah Akta Warisan Negara semasa Konvensyen Silat yang dianjurkan pada 3hb hingga 4hb Disember 2006.
Pada 23hb hingga 24hb September, 1979, ketika Sukan Asia Tenggara ke-14, IPSI telah memperkenalkan Olahraga Pencak Silat. Peraturan pertandingan ini telah disusun pada tahun 1973. Silat sekarang adalah secara rasmi termasuk sebagai sebahagian daripada Sukan Asia Tenggara.

[sunting] Rujukan
Sheikh Shamsuddin (2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong, North Atlantic Books. ISBN 1556435622.
Quintin Chambers and Donn F. Draeger (1979). Javanese Silat: The Fighting Art of Perisai Diri. ISBN 0870113534.
Donn F. Draeger (1992). Weapons and fighting arts of Indonesia, Rutland, Vt. : Charles E. Tuttle Co.. ISBN 9780804817165.
O'Ong Maryono (2002). Pencak Silat in the Indonesian archipelago, Yayasan Galang. ISBN 9799341604.

[sunting] Nota kaki
Kirstin Pauka (2003). "Umbuik Mudo and the Magic Flute: A Randai Dance-Drama". Asian Theater Journal 20 (2).
2.0 2.1 Douglas Farrer (2006). "`Deathscapes' of the Malay Martial Arts"". Social Analysis 50 (1). URL dicapai pada 2007-10-28.
O'Ong Maryono, Pencak Silat in the Indonesian archipelago,Yayasan galang, 2002, ms 7
Lihat Chambers and Draeger (1979).
5.0 5.1 5.2 Lihat Shamsuddin (2005), page 7.
Lihat Shamsuddin (2005), page 1.

[sunting] Bacaan lanjut
Donn F. Draeger and Robert W. Smith (1980). Comprehensive Asian fighting arts, Kodansha International. ISBN 9780870114366.
Sean Stark (2007). Pencak Silat Pertempuran: Vol. 1, Stark Publishing. ISBN 9780615136985.
Sean Stark (2007). Pencak Silat Pertempuran: Vol. 2, Stark Publishing. ISBN 9780615137841.

[sunting] Lihat juga
Pencak
Perguruan Silat

[sunting] Pautan luar
Silat Malaysia
Templat:Martial arts
Diambil daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Silat"